Tak Hanya Secara Kesehatan, Gigi Berlubang pada Anak Bisa Sebabkan Masalah Psikologis
Pertumbuhan yang dialami serta kesukaan terhadap berbagai makanan manis biasanya menyebabkan sejumlah masalah kesehatan pada anak. Salah satu masalah kesehatan yang paling kerap terjadi adalah masalah berupa gigi berlubang.
Gigi berlubang menjadi masalah yang paling sering dialami anak usia Sekolah Dasar. Pakar kesehatan gigi dan mulut Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc mengatakan makan manis, lengket, karbohidrat serta minuman berkarbonasi dapat menyebabkan gigi berlubang.
Drg. Ratu mengatakan apalagi ketika liburan, biasanya orangtua tidak membatasi makan dan minuman yang dikonsumsi si kecil. Alhasil gigi pun berlubang.
Minuman dan makan manis tersebut biasanya disukai bakteri, ketika ada yang manis di mulut akan menjadi asam. Inilah yang membuat gigi berlubang. Jika gigi berlubang, sisa makanan pun akan masuk ke gigi tersebut, alhasil bau mulut dan nafas tidak sedap pun terjadi. Gigi pun bisa berubah, ujar drg. Ratu.
Bukan hanya permasalahan kesehatan saja, gigi berlubang dan bau mulut juga dapat berdampak pada psikologis anak. Psikolog anak dan keluarga Rosdiana Setyaningrum M.Psi. MHPEd, mengatakan permasalah gigi dan mulut dapat menurunkan kepercayaan diri anak. Apalagi ketika pertama kali anak masuk sekolah.
Anak usia sekolah mulai sensitif terhadap pandangan orang terhadap mereka. Seiring bertambahnya usia, anak semakin menyadari posisinya sebagai makhluk sosial, paparnya.
Psikolog Rosdiana menambahkan, anak-anak usia sekolah mulai peka terhadap pandangan orang Iain terhadap dirinya, dan memiliki keinginan agar dapat diterima dengan baik di tengah lingkungan.
Oleh karena itu, libu perlu memberikan perlindungan yang lebih menyeluruh agar anak dapat bersosialisasi dengan nyaman dan percaya diri. Tak hanya itu, anak juga dapat terhindar dari risiko yang mungkin timbul akibat kebiasaan-kebiasaan baru di sekolah, termasuk risiko kesehatan gigi dan mulut.
Saat menjalani hari-hari pertama sekolah, senyuman sehat memang menjadi modal yang sangat penting bagi anak, paparnya
Menurut Rosdiana, bahasa tubuh termasuk senyuman bisa mewakilkan 80% dari komunikasi. Saat anak merasa nyaman karena dapat bebas tersenyum, maka senyuman ini dapat menarik orang lain untuk mendekat dan bergaul dengannya, sehingga memudahkannya untuk beradaptasi dan bersosialisasi, paparnya.
Melihat tersebut, drg. Mirah mengatakan mencegah masalah gigi bisa dilakukan dengan memerhatikan asupan makanan serta menggosok gigi sesuai anjuran.
merdeka.com